Penderitaan Bukanlah Kelemahan Melainkan Kekuatan*
By: agussyafii
Setiap kali kita mengalami peristiwa yang membuat kita bersedih atau menderita seringkali kita menutupinya atau menekan perasaan kita agar tidak terlihat lemah atau takut dianggap sebagai orang yang lemah iman sehingga bila ditanya 'apa kabar? kemudian kita menjawab, 'baik..!' Tanpa kita sadari kita menolak penderitaan.
Dilingkungan kita berada bila terjadi peristiwa duka cita, kehilangan orang yang kita cintai biasanya ada ungkapan, 'sudahlah, jangan menangis. Ikhlaskan saja kepergiannya.' atau ada juga yang mengatakan, 'kayak bukan orang beriman saja, begitu kok menangis.' Itulah sebabnya kita menekan perasaan kita, menekan emosi kita, tidak menunjukkan menangis di depan umum agar kita tidak dianggap sebagai orang yang lemah bahkan dianggap sebagai orang yang kufur.
Padahal bila kita memahami lebih dalam setiap duka cita dan penderitaan yang kita alami sesungguhnya banyak manfaatnya dalam hidup kita. Penderitaan dan duka cita yang sering kita alami sesungguhnya bukan kelemahan melainkan sebuah kekuatan yang ada di dalam diri kita. Ada beberapa manfaat di dalam penderitaan yang kita rasakan sebagai kekuatan.
Pertama, Pengalaman duka cita atau yang kita rasakan sebagai menderitaan justru mengajarkan kita pada limpahan kasih sayang Allah Subhanahu Wa ta'ala agar kita semakin dekat dan taat kepadaNya, dengan demikian limpahan kasih sayang Allah akan memenuhi hati kita dan hati kita memancarkan kasih sayangNya untuk semua orang yang disekeliling kita.
Kedua, penderitaan yang kita rasakan menjadikan kebahagiaan kita menjadi sempurna. Kebahagiaan sejati pada dasarnya adalah mengalami kegembiraan dan penderitaan secara seimbang. Hidup menjadi dinamis ketika semuanya datang silih berganti antara kebahagiaan dan penderitaan.
Ketiga, penderitaan membuat kita semakin peka terhadap penderitaan orang lain. Kita menjadi memiliki empati dan menghormati orang lain sebagai hamba Allah yang sama-sama dimuliakan. Kita tidak berani menghina, melecehkan, atau mencemooh orang lain karena kita merasakan betapa pahitnya sebuah penderitaan.
Keempat, ketika hati kita remuk redam, ingin menangis menangislah sesungguhnya apa yang kita rasakan sakitnya, dengan menangis merupakan salah satu cara untuk membersihkan hati kita. Menangislah kepada Allah agar diberikan kesabaran dalam menjalani hidup ini sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
'Apa yang disisimu akan lenyap dan apa yang disisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. an- Nahl : 96).
* Materi On Air Radio Bahana 101.8 FM jakarta Rabu Jam 6 s.d 7 malam ini.
Ya Allah, Hapuslah Air Mataku!
By: agussyafii
'Disaat orang yang dulu menyayangiku kini tidak peduli, mereka menjauhiku. Disaat orang yang dulu memujiku kini malah menghinaku, dunia ini menjadi begitu sepi, sunyi senyap, sendiri. Rasanya sudah tidak ada yang peduli denganku, tidak ada yang mau menemaniku, semuanya meninggalkanku dalam kesendirian dan penderitaan, Ya Allah hapuslah air mataku!' tutur seorang bapak di Rumah Amalia. Wajahnya begitu nampak bersedih. Air matanya berlinang.
Semua yang di dunia ini akan hilang, harta, sahabat, pasangan hidup, kekasih, kesehatan, kebahagiaan dalam sekejap mata semuanya hilang dan meninggalkan kita. Tetapi bagi seorang Mukmin yang hatinya masih memiliki iman ada satu hal yang tidak akan pernah meninggalkan diri kita justru malah makin mendekat dan mau menemani kita disaat menderita yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kekasih sejati bagi seorang Mukmin.
Adakah yang bersedia menemani kita disaat kita membutuhkannya? Adakah yang menghibur kita disaat kita merasa yang paling menderita didunia ini? Adakah yang mencintai kita disaat kita tidak mencintainya? Tidak satu orangpun yang sanggup melakukannya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang akan selalu menemani dan menyayangi anda. Asalkan anda yakin dengan sepenuh hati kepada Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Janganlah bersedih! Jika kita masih sebagai orang yang beriman kepada Allah, kita masih memiliki sahabat sejati. Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. ar-Rahman dan ar-Rahim melimpahkan cinta dan kasih sayangNya begitu besar bagi hamba-hambaNya yang beriman. Dipenghujung kata, terdengar suara lirih berdoa, 'Ya Allah hapuslah air mataku!'
---
Allah Berfirman, ''Jika Seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu sejengkal maka Aku akan mendekatkan diriKu sehasta. Jika dia mendekatkan diri kepadaKu sehasta maka Aku akan mendekatkan diriKu sedepa. Jika dia datang kepadaKu berjalan kaki maka Aku akan datang kepadanya berlari.' (HR. Bukhari & Muslim).
Hati Yang Tersiksa
By: agussyafii
Malam itu di Rumah Amalia kedatangan seorang pemuda. Sekilas wajahnya terlihat tampan dan mudah bergaul. Ditengah anak-anak Amalia melantunkan ayat suci al-Quran dia menuturkan perjalanan hidupnya yang penuh liku. Dibalik anugerah kecerdasan dan pandai bergaul membuat hidupnya begitu mudah meraih impiannya. Begitu lulus kuliah bisa langsung bekerja.
Entah bagaimana dari kecil orang tuamya mendidik dan hidup dilingkungan orang-orang yang taat beragama, tiba-tiba dirinya terjerumus ke dalam lembah hina. Barangkali godaan hawa nafsu tak mampu dikendalikannya. Imannya benar-benar diuji. Kian hari kian asyik dalam kenikmatan dunia yang semu. Terperosok ke dalam lumpur dosa. Berzina dan Minuman keras sudah menjadi teman karibnya. Bahkan sholat lima waktu sudah lama tidak pernah lagi dikerjakan. Badannya kurus, wajahnya pucat, tak bergairah dalam menjalankan aktifitas, hidupnya terasa hancur.
Sampai suatu ketika mendengarkan suara adzan Isyak, membuat hatinya tersiksa. Merinding bulu romanya. Hatinya terasa hancur bagai tertimpa beban yang berton-ton yang membuat remuk seluruh tulangnya. Tanpa terasa terucap lirih, 'Astaghfirullah al adzim, apakah Allah mengampuni dosa-dosa yang pernah saya lakukan Mas Agus Syafii? Dari kecil orang tua saya selalu mengajarkan agar menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala namun disaat saya dewasa bergelimang minuman keras dan berzina? Ya Allah ampunilah dosa-dosa hambaMu ini.' Ucapnya. Air matanya mengalir dengan derasnya.
Ditengah kondisi tubuhnya yang melemah, di dalam tubuhnya terdapat benjolan ditubuhnya. Benjolan kecil awalnya cuman dua kemudian menjadi empat dan berikutnya delapan. Benjolan itu dibawanya berobat di rumah sakit. Dokter menggelengkan kepala, dipikirnya sejenis 'kutil' namun jenis seperti ini tidak dikenalnya. Itulah sebabnya hatinya yang gelisah ditengah penyesalan. Air matanya diusapnya berkali-kali. Saya kemudian menyarankan padanya agar menjalankan ibadah sholat dan memperbanyak istighfar memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala serta yang paling penting meninggalkan dunia kelamnya.
Sejak pertemuan di Rumah Amalia, pelan-pelan kembali menjalankan ibadah sholat sekalipun senantiasa harus berperang melawan kemalasannya, karena kesungguhan dalam menjalankan ibadah sholat, benjolan-benjolan itu mengecil dan menghilang sekalipun masih terlihat bekasnya. Itulah peringatan bagi kita agar kita tidak meninggalkan sholat lima waktu, 'Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu mengingatkan kita, Celakalah orang yang meninggalkan sholatnya?'
Tubuhnya sudah terlihat bugar dan sehat, penuh semangat dalam menjalan aktifitasnya. Dan berkah wudhu dan sholat yang menghilangkan noda dan dosa yang melekat dalam tubuhnya. Subhanallah. Maha Suci Allah.
---
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS. Al-Baqarah: 45).
Sudah Saatnya Menangis
By: agussyafii
Ketika pikiran buntu, asa patah, dunia gelap gulita seolah lorong gelap tanpa ujung, apa lagi yang hendak kita lakukan di malam hari ini selain menangis dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Marilah kita menangis dihadapan Allah! Tangisan mempunyai makna khusus karena tangisan itu muncul dari rasa cinta dan takut kepada Allah atas azabNya sehingga sepatutnya bagi kita merenungkan hal-hal yang sudah terjadi. Disetiap bisikan, pandangan, tingkah laku yang terduga ataupun yang tak terduga, Rasulullah selalu mengingatkan kita 'Seandainya kalian mengerti apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis (HR. Muslim). Lalu para sahabat Rasulullahpun menangis dengan menutupi wajah mereka karena isak tangis mereka. Sepatutnya kita juga menangis dan menutupi wajah kita.
Oleh sebab itu, mari kita bergegas menuju mihrab tempat sholat, merendahkan diri dihadapan Allah dengan menangis, memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan yang pernah kita lakukan. 'Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus yaitu jalannya orang-orang yang Engkau ridhoi bukan jalannya orang-orang yang Engkau sesatkan.'
Sudah saatnya kita menangis dihadapan Allah..
Sebuah Pengakuan
By: agussyafii
Pada suatu hari seorang bapak terserang 'stroke' kemudian lumpuh, dalam beberapa bulan beliau terlihat kurus dari badannya yang awalnya gemuk sampai tinggal tulang, kurus kering. Pada saat sakit itulah sang bapak dengan menangis tersedu-sedu kepada istrinya bahwa selama perkawinannya telah berselingkuh dengan beberapa perempuan.
Bagaikan tersambar petir disiang bolong, ucapan suaminya membuat terkejut. Sangat sulit bagi sang istri untuk menerima pengakuan suaminya. Pergolakan batin membuat semuanya terbengkalai. Anak-anak tidak terawat dengan baik. Pekerjaan ditinggalkan begitu saja. Pilihan apapun terasa pahit bagi istri, apakah memaafkan atau meninggalkan suaminya? Lantas bagaimana dengan anak-anak? Siapa yang akan merawatnya? Namun ditengah kegalauan itu sang istri teringat sebuah tulisan saya yang berjudul 'Ubahlah Bencimu Menjadi Cinta.' Ingat itu membuatnya tersadar, 'Ya Allah, maafkanlah semua kesalahan suamiku,' Tidak ada pilihan lain kecuali menerima dan memaafkan semua kesalahan suaminya.
Malam itu semua kisah dituturkan oleh seorang ibu kepada saya. Kehadiran beliau bersama suami ke Rumah Amalia. Suaminya mengakui semua apa yang telah dilakukan, perselingkuhannya selama perkawinan, Hatinya bagai terhujam sembilu. Tentunya tidak mudah untuk diceritakan. 'Saya berharap dengan berbagi cerita pengalaman pahit ini dengan Mas Agus Syafii tidak ada lagi suami yang meniru perbuat buruk saya.' tuturnya. Pengakuan itu membuat beban hidupnya berkurang.
Di wajah sang suami terlihat air mata mengalir membasahi pipi. Beberapa kali beliau mengucap istighfar, memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Merendahkan diri dihadapan Allah dengan mengakui semua kesalahan yang pernah dilakukan terasa meringankan beban dihatinya. Pengakuan itu seolah Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyembuhkan dari sakit yang dideritanya. Subhanallah.
--
Tidaklah seorang muslim menderita karena kesedihan, kedukaan, kesusahan, kepayahan, penyakit dan gangguan duri yang menusuk duri kecuali dengan itu Allah mengampuni dosa-dosanya. (HR. Bukhari).
Kesembuhan Di saat Kritis
By: agussyafii
Mencekam, peristiwa itu dialami seorang Ibu, beliau bertutur. 'Ditengah malam badan anak saya sakit keras. Suhu badannya panas. Kornea matanya memerah, anak saya menangis menangis terus menerus, tanpa pikir panjang saya bergegas menuju rumah sakit terdekat.' karena sakitnya parah maka dipindahkan ke rumah sakit lainnya. Setelah pemeriksaan dengan seksama memutuskan bahwa harapan kornea matanya bisa kembali normal sangatlah tipis sehingga mustahil bisa kembali melihat seperti semula.
'Saya berpikir bahwa tim dokter tentunya lebih tahu daripada saya namun saya percaya satu hal sesungguhnya kehidupan ini penentu semuanya hanyalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bagiNya tiada yang mustahil. Bila Allah menghendaki sembuh seperti sediakala, itu juga bisa terjadi,' tutur beliau.
Disaat sang ibu menemani anaknya yang sedang sakit, beliau teringat keutamaan shodaqoh. Maka Ibu meminta izin suaminya untuk bershodaqoh bagi anak-anak Amalia. Sore itu suaminya yang menjaga dan sang ibu bertandang ke Rumah Amalia, beliau ditengah anak-anak Amalia berdoa, Ya Allah, Engkau Maha Tahu bahwa aku bershodaqoh dengan rizki ini, maka jadikanlah shodaqohku ini sebagai sarana kesembuhan anakku.'
Keesokan harinya dokter datang untuk kembali memeriksa anaknya. Dokter itu lalu mengatakan diputuskan untuk segera melakukan operasi dan atas izin karuniaNya, anaknya telah sembuh kemudian bisa kembali berkumpul bersama keluarga yang dicintainya, ayah dan bundanya dengan selamat dan penglihatannya telah pulih kembali. Subhanallah.
---
'Dan shodaqoh itu menyembuhkan sakit dan menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api.' (HR. at-Tirmidzi & Ibnu Majah).
Jipnya Hilang
By: agussyafii
Pada suatu hari Kapten Faisal masuk sebuah restoran di Jalan Blora, pesan makan dan minum. Begitu selesai tetapi sebelum habis dia keluar sebentar. Didapatkannya jip kendaraan pribadinya tidak ada di tempat parkir.
Kemudian dia masuk lagi ke restoran dan mencabut pistol bersama sarungnya sambil berteriak, 'SIAPA DIANTARA KALIAN DISINI BERANI MENCURI JIP GUE?'
Tidak ada seorangpun direstoran yang menjawab lalu berteriak lagi, OK DEH GUE HITUNG SAMPE SEPULUH, JIP GUE KAGAK KEMBALI. GUE BAKAL MELAKUKAN YANG PERNAH GUE LAKUKAN DI MANGGA BESAR.'
Setelah hitungan sepuluh Kapten Faisal lalu melangkahkan kaki menuju tempat parkir, Eh, Jipnya sudah ada lagi maka dia naik mobilnya tetapi tak lama kemudian Kapten Faisal teringat belum membayar makan dan minumnya. Waktu membayar kasirnnya bertanya, 'Bapak, kalo boleh tahu apa yang bapak lakukan di Mangga Besar?'
'Maksudnya waktu jip saya hilang di Mangga Besar?' tanya Kapten Faisal.
Si kasir itu menganggukkan kepalanya.
Jawab Kapten Faisal, 'Ya, saya pulang, jalan kaki.'
Good Morning, selamat pagi..baju kuning menawan hati, apa kabar teman2 semua? semoga dipagi yang indah ini anda dan keluarga sehat selalu. Cerita Jipnya Hilang semoga menjadi penghibur dihari sabtu yang indah. Membuat hidup bisa menjadi indah lebih indah lagi.
----
Tidak sempurna iman seseorang diantaramu hingga mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.(HR. Bukhari - Muslim)
Sentuhan Kecil
By: agussyafii
Kemaren siang saya mendapatkan email dari seorang teman yang curhat tentang 'sentuhan kecil' teman itu bertutur, bahwa dirinya sedang berkunjung ke rumah teman kantornya, dia baru tahu kalo temannya itu memiliki saudara yang mengidap sakit tumor di kepalanya selama lebih dari delapan tahun. Rambutnya sudah tidak ada, kepalanya gundul, kulit tubuhnya putih pucat basi, suaranya lemah.
'Saya merasa bodoh Mas Agus, ternyata tumor itu telah menyerang syaraf penglihatannya. Saya tidak segera menyadari bahwa sejak tadi sorot matanya kosong.' tuturnya
Sampai pulang tidak bisa memberikan apapun yang berarti baginya. Tidak ada uang yang berarti untuk bisa menanggung biaya pengobatannya. Perasaan bersalah terus menghantui dirinya. Sampai tidak bisa tidur memikirkannya. Sampai kemudian mendapatkan cara untuk berbuat sesuatu kepadanya yaitu sebuah sentuhan kecil. Kemudian memberanikan diri untuk menelpon. Sebagai orang yang tidak dikenal, dirinya menelpon sekedar 'say hello.'
Dia melakukan terus menerus, menelpon seminggu sekali. Membuat mereka berdua menjadi dekat. Suaranya terdengar ceria, jauh berbeda ketika bertemu dengan pertama kalinya. Suatu hari dirinya datang ke rumahnya. Mereka poto berdua dalam posisi lebih dekat. teman sekantornya bisa menangkap moment mereka berdua tersenyum. Bahkan moment tertawa menjadi terasa indah untuk dikenang. kebahagiaan itu terasa mengalir diseluruh tubuhnya.
Terakhir menurut temannya sekantor itu mengatakan kepada dirinya ada perkembangan positif pada diri saudaranya. Tubuhnya semakin sehat dan bugar, wajahnya lebih cerah. Dengan kata lain sakitnya berkurang drastis, sekalipun tumor itu masih tetap dikepala. Menurut dokter, tumor dikepalanya telah menyusut mengecil. Kebahagiaan itu telah membuat kekebalan tubuhnya meningkat. 'Sentuhan kecil' telah memberikan keajaiban menyembuhkan tumor yang ada dikepalanya.
Pesan kisah diatas adalah berikanlah sedikit sentuhan kecil yang membahagiakan orang-orang yang sangat membutuhkan ternyata memberikan dampak yang sangat besar pada orang lain. Kita yang selalu berbuat baik niscaya selalu merasa bahagia, apapun yang menimpa diri kita. Orang-orang yang hebat percaya kebahagiaan muncul ketika bisa menolong dan membantu sesamanya.
--
Barangsiapa melakukan amal kebaikan baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS. an-Nahl : 97).
Kebahagiaan Itu Magnet
By: agussyafii
Pada suatu malam anak-anak Amalia sedang duduk melingkar. Kami sedang berdiskusi tentang kebahagiaan. Trie, salah satu Anak Amalia bertanya, 'Kak Agus, bagaimana agar kita bahagia?' Saya kemudian menjelaskan padanya bahwa Kebahagiaan kita akan tumbuh berkembang apabila kita membantu orang lain. Namun kebahagiaan itu akan layu dan mati apabila kita sudah tidak peduli terhadap orang lain. Kebahagiaan itu tak ubahnya sebuah tanaman, harus disirami setiap hari dengan sikap dan tindakan memberi.
Mendengar jawaban, Trie wajahnya berseri, senyumannya mengembang. Kebahagiaan itu seolah menjalar kepada anak-anak Amalia yang lainnya. Atun dan Lusi juga anak-anak lainnya terlihat memperhatikan dengan seksama ikut tersenyum. Saya bertanya kepada anak-anak Amalia, 'Sekarang perhatikan teman-teman kita yang malam ini terlihat bahagia dan gembira. Apa yang kalian rasakan?'
'Ikut bahagia Kak..!!' jawab anak-anak Amalia serentak.
Saya katakan kepada mereka, orang yang bahagia itu menjadi magnet yang sangat ampuh untuk menarik orang-orang untuk mendekat. Jika magnet itu mampu menerima dan berbagi, maka daya tariknya akan menjadi semakin besar. menular dan menjalar dengan cepat membuat banyak orang berbahagia.
'Mari kita bagikan kebahagiaan yang kita rasakan, niscaya kita semakin bertambah bahagia.' pesan saya pada anak-anak Amalia, Malampun semakin larut. Anak-anak menyimpan kebahagiaan dalam hatinya yang paling dalam, siap untuk ditebarkan bagi orang-orang disekelilingnya. Wajahnya terlihat cerah penuh kebahagiaan, menghiasi indahnya sinar rembulan di malam hari.
'Adapun orang-orang yang berbahagia maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya (QS Huud : 108)
Hati Dalam Kegelapan
By: agussyafii
Pernah ada satu kisah seorang gadis yang membenci dirinya sendiri bahkan semua orang yang disekelilingnya dia benci, kecuali kekasihnya yang selalu setia menemani dan memberikan dorongan semangat untuk hidup. Sebenarnya gadis itu cantik kekurangan yang ada dirinya cuman satu karena kedua matanya tidak bisa melihat. Dalam keseharian dirinya selalu meratapi hidupnya.
Namun gadis itu sangatlah beruntung memiliki pujaan hati yang cukup sabar mendengar segala keluh kesahnya bahkan mampu menghibur dan membuatnya tersenyum. Kecintaan pada gadis itu bahkan dibuktinya dengan melamar tetapi sang gadis rela dinikahi bila sudah dapat melihat dengan sempurna.
Doa gadis itu akhirnya terkabul. Ada seseorang yang bersedia mendonorkan matanya. Betapa bahagia dirinya begitu menyaksikan dunia baru yang indah dan penuh warna. Kekasihnya juga ikut bahagia merasakan kegembiraan. Dia segera menagih janji gadis itu.
'Sekarang dirimu sudah bisa melihat dunia, Apakah kamu mau menikah denganku?' tanya sang kekasihnya.
Gadis itu terguncang disaat melihat kekasihnya ternyata buta. Gadis itu kecewa dan menolak untuk menikah dengan pujaan hatinya yang buta. Sang kekasihnya dengan air mata yang mengalir, hatinya bagai tertusuk sembilu kemudian meninggalkan pesan disecarik kertas.
'Kekasihku, tolong jaga baik-baik mataku!'
Pesan kisah diatas memperlihatkan bahwa disaat status sosial kita berubah menjadi lebih baik seringkali berubah pula gaya hidup kita, hanya sedikit orang yang ingat akan kehidupan sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat siapa sebenarnya sahabat sejatinya. Sahabat yang telah menemaninya dalam suka maupun duka, dalam tangis dan tawa, begitu sudah menjadi orang sukses, kita mudah sekali melupakan sahabat sejati yang telah menemani dalam perjalanan hidup kita.
Hati Yang Bersyukur
By: agussyafii
Sore yang indah. Udara berhembus sejuk. Hujan rintik membasahi bumi. Di Rumah Amalia kedatangan tamu. Anak-anak Amalia duduk melingkar menyelesaikan tugasnya. Sebagian lainnya sedang menghapal doa2 pendek. Dua cangkir teh manis dihidangkan oleh istri saya. Bapak, sang tamu membuka percakapannya.
Beliau bertutur bahwa hidupnya terbilang mudah. kariernya menanjak begitu cepat namun disisi lain justru kehidupannya terasa kering kerontang. Jauh dari Sang Khaliq. Anak-anak dan istrinya terpenuhi kebutuhan materinya tetapi dari sisi batin mereka gersang karena tidak ada yang membimbing dan mengajak menuju jalan Allah.
Sampai suatu malam beliau diajak oleh teman-temannya ikut berpesta. Minum-minuman keras ditegaknya sampai melebih batas. Membuat dirinya terkapar sekarat. Bagai diambang ajal. sekujur tubuhnya bergetar, menggigil. keringatnya bercucuran. Akhirnya kedua matanya terpejam. Bagai memasuki lorong yang gelap. Tiba-tiba dikejutkan datang segerombolan orang berebut makanan. Berebut sampai ada yang menendang bahkan menonjok agar mendapatkan jatah makanan. Gerombolan orang-orang bukan berwajah manusia melainkan wajahnya aneh bahkan ada yang berkepala binatang. Mereka berkelahi sesama mereka.
Ada satu orang yang memiliki makanan yang enak dan selalu saja datang makanan. Dirinya menghampiri orang yang memiliki banyak makanan.
'Siapa mereka, orang-orang berwajah aneh, ada juga yang berkepala binatang berebut makanan?'
Orang yang duduk sendirian dan tidak berebut makanan itu menjawabnya, 'Mereka adalah orang yang semasa hidupnya tidak pernah sholat dan suka mendzalimi orang lain dan tidak pernah berbuat baik sehingga harus mendapatkan balasan atas perbuatannya.'
'Lalu mengapa anda tidak berebut makanan? Dan selalu datang makanan yang berlimpah untuk anda?'
'Saya mendapatkan makanan ini karena semasa hidup saya senantiasa menjalan sholat lima waktu, banyak menolong orang lain dan mendidik anak saya sehingga setiap waktu anak cucu saya mengirimkan al-fatehah kepada saya. Itulah sebabnya saya menjadi tenang karena makanan datang dari amal baik yang saya lakukan.' Ucapan itu benar-benar menghujam sampai ke ulu hatinya. Tangisan dan raungan penyesalan memohon ampun kepada Allah.
Setelah beliau tersadar dari pingsannya, tanpa berpikir panjang untuk mengajak anak-anak dan istri untuk sholat berjamaah di masjid. Bertaubat, memohon ampun kepada Allah atas semua perbuatannya. Dalam sujud, hatinya penuh syukur kehadirat Allah masih diberikan kesempatan hidup yang kedua kalinya, memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukannya. Setiap kali sholat, beliau selalu ingat peristiwa yang dialaminya, bayang-bayang kematian itu begitu kuat sehingga tekadnya untuk mengajak anak-anak dan istrinya senantiasa menjalankan sholat dan lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
'Segala puji bagi Allah, saya bersyukur kepada Allah atas kesempatan hidup yang kedua kali ini. Mas Agus, saya benar-benar sadar dan bertaubat atas semua perbuatan saya.' tuturnya. Air matanya mengalir, penuh kebahagiaan. Subhanallah.
Mengubah Dunia
By: agussyafii
Ada sorang lelaki tua, terbaring tidur tak berdaya melamunkan masa mudanya dalam kesendirian. Ditengah ketidakberdayaannya ia berbincang dengan dirinya sendiri. Dalam kesendiriannya banyaklah yang direnungkan. Hatinya berkata.
'Ketika aku menjadi seorang pemuda, aku bermimpi ingin merubah dunia. Seiring dengan waktu, usiaku kian bertambah. Dunia tidak berubah. Dunia tidak kunjung berubah. Maka impianku persempit untuk mengubah negeri ini. Namun impian itu juga tidak berhasil. Negeri ini juga tidak berubah.'
'Ketika usiaku sudah memasuki waktu senja. Dengan semangatku yang masih menggebu. Lalu aku memimpikan untuk bisa mengubah keluargaku. Orang-orang yang ku cintai. Orang-orang yang ada disekelilingku. Tetapi mereka juga tidak mampu aku merubahnya.'
Kini disaat terbaring lemah tidak berdaya. Air matanya mengalir tak terasa. Baju basah dengan air mata. Lelaki tua bergumam lirih pada dirinya sendiri.
'Bila waktu masa muda itu aku mengubah diriku sendiri. Maka aku akan menjadi panutan. maka aku bisa mengubah keluargaku. Memberikan inspirasi dan mendorong orang-orang disekelilingku untuk melakukan kebaikan. Dari mereka menanam dan menebarkan kebaikan, cinta dan kasih sayang sehingga mampu memperbaiki negeri ini. Tanpa disadari aku telah mengubah dunia.
Pesan Diatas bahwa kita tidak akan mampu mengubah dunia bila kita tidak mampu mengubah diri kita sendiri. Mulailah dengan melakukan kebaikan yang paling mudah seperti bertegur sapa, menebarkan senyum untuk pasangan hidup kita, membantu orang tua yang hendak menyeberang jalan atau sekedar bertanya bagaimana kabar dan duduk berbincang walau sebentar adalah wujud empati kita. Maka kebaikan itu menjadi virus yang menyebar kemana-mana. Pada saat itulah sebenarnya kita telah mampu mengubah dunia.
--
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapatkan kemenangan (QS, an-Naba' :31).
Pilih Motor Mana?
By: agussyafii
Ada sepasang suami istri yang masing-masing memiliki motor sendiri-sendiri untuk berangkat kerja. Motor itu mereka miliki jauh sebelum menikah. Beberapa hari setelah menikah sebagai pengantin baru, mereka menempati rumah kontrakan dan motor diurus, dirawat oleh pemiliknya. Dari penampilan dan kualitas motor istri jauh lebih bagus daripada motor suami.
Sebagai pasangan yang sedang jatuh cinta, istri suka memakai apapun benda yang dimiliki oleh suaminya. Demikian juga suami suka bila istrinya memakai benda kesayangannya seperti helm dan jaketnya bila dipakai oleh istrinya. Sampai pada suatu hari sebelum mereka berdua berangkat ke kantor istrinya bertanya pada sang suami.
'Papah, pilih pakai motor yang mana?' tanya istri.
'Papah, pilih pakai motor Mamah aja ya,' jawab suaminya.
Betapa bahagia istrinya mendengar jawaban itu karena sebenarnya ia juga ingin memakai motor sang suami. Meski motor suaminya jelek tetapi milik orang yang dicintai seumur hidupnya. Dengan wajah berseri-seri sang istri bertanya kembali kepada suaminya.
'Emangnya Papah kenapa memilih motor Mamah?
'Habisnya enak sih, larinya kencang nggak kayak motornya Papah.' jawa suaminya.
Mendengar jawaban itu istrinya menangis, kebahagiaannya menjadi hilang. Air matanya membasahi pipi. Istrinya berharap sang suami menjawab, 'karena Papah jatuh cinta pada pemiliknya.'
Pesan kisah diatas bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki alasan hidup bahagia sesuai dengan versinya masing-masing. Jika kita memaksa orang lain bahagia menurut versi diri kita maka bukan kebahagiaan yang kita dapatkan melainkan hidup penuh konflik dan pertengkaran tiada henti.
--
Setiap manusia pasti banyak berbuat kesalahan dan sebaik-baiknya orang yang berbuat kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Damiri).
Akibat Putus Asa
By: agussyafii
Pada suatu hari Yono sedang duduk termenung, pandangannya penuh keputusasaan sambil mengaduk es teh. Salah seorang temannya bernama Joni datang mengejutkan dirinya dan tiba-tiba menyambar minuman yang sedang diaduk oleh Yono. Tanpa meminta izin Yono, Joni langsung menghabiskan minuman itu tanpa tersisa setetespun.
Joni hanya bermaksud ingin menghibur Yono, bukannya malah marah atau kaget Yono malah menangis tersedu-sedu. Air mata itu bercucuran sampai membasahi bajunya. Melihat Yono menangis, Joni terheran-heran kenapa Yono menangis. 'Yono kenapa kamu menangis? Apa aku telah menyakiti hatimu?' tanya Joni.
Yono menjawabnya sambil terus menangis tiada henti, 'Kenapa ya hidup selalu dirundung penderitaan?' Joni terheran mendengar perkataan Yono. 'Bagaimana ceritanya Yono? Aku kan sahabatmu, ceritakan padaku Yon, aku akan membantumu.,' tanya Joni.
Yono bercerita bahwa dirinya kemaren hari jumat diberhentikan dari kantornya karena teledor mengerjakan tugasnya. 'Ah, kalo soal itu sih gampang, masih banyak perusahaan yang masih membutuhkan karyawan,' jawab Joni.
'Itu sih belum seberapa, setelah istriku tahu aku tidak bekerja, dia pulang ke rumah orang tuanya,' ucap Yono tertahan, suaranya perlahan. AIrnya mengucur deras. Joni menjawabnya dengan santai, 'Sudahlah, tidak usah dipikirkan nanti istrimu juga pulang lagi kalo kamu sudah dapat pekerjaan baru.' jawab Joni.
'Itu sih belum seberapa, aku sudah benar-benar putus asa, ingin mati saja. Makanya aku berli racun tikus, terus aku campurkan dengan es teh manis tadi. Eh, belum sempat aku minum, kamu datang dan menghabiskan minumannya tanpa menyisakan untukku.' kata Yono. 'Hah?? Apa kamu bilang??' kata Joni.
Akhirnya ganti Joni yang menangis meraung-raung.
Pesan kisah diatas bahwa sikap putus asa selain merugikan diri sendiri juga merugikan orang lain. Gantilah keputusasaan dengan optimisme dan semangat hidup karena sikap optimis adalah sumber kekuatan dalam mencari solusi untuk melaksanakan langkah dalam hidup kita sehingga kemungkinan untuk bisa meraih kesuksesan dan kebahagiaan akan mudah kita capai.
--
'Orang-orang yang beriman dan beramal shaleh , bagi mereka kebahagiaan tempat kembali yang sebaik-baiknya. (QS. ar-Rad : 29)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar