Dikisahkan, ada seorang laki-laki datang kepada Ja’far Ash Shadiq, beliau adalah seorang ulama terkemuka dari keturunan Rasulullah S.AW. Orang itu berkata, “Ada dua ayat dalam Al Qur’an yang aku paham apa maksudmu?”
“Bagaimana dua bunyi ayat itu?” tanya Ja’far Ash Shadiq.
“Yang pertama berbunyi ’Ud’ûni astajib lakum” (Berdo'alah kepada-Ku niscaya akan Aku perkenankan bagimu), (QS Al Mu’min [40]: 60). Lalu aku berdo'a dan aku tidak melihat do'aku diijabah,” ujarnya.
“Apakah engkau berpikir bahwa Alloh akan melanggar janji-Nya?” tanya Imam Ja’far.
“Tidak,” jawab orang itu.
“Lalu ayat yang kedua apa?” tanya Imam Ja’far lagi.
“Ayat yang kedua berbunyi: ’Wamâ anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhû, wahuwa khairun râziqin’ (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Alloh akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya), (QS Saba [34]: 39). Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya,” ujarnya.
“Apakah kamu berpikir Alloh melanggar janji-Nya?” tanya ulama besar ini.
“Tidak,” jawabnya.
“Lalu mengapa?” tanya Imam Ja’far.
“Aku tidak tahu,” jawabnya.
Ja’far Ash Shadiq kemudian menjelaskan, “Akan kukabarkan kepadamu, Insya Alloh seandainya engkau menaati Alloh atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian engkau berdo'a kepada-Nya, maka Alloh akan mengijabah do'amu. Adapun engkau berinfak tidak melihat hasilnya, kalau engkau mencari harta yang halal, kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak satu dirham pun, niscaya Alloh menggantinya dengan yang lebih banyak. Kalau engkau berdo'a kepada Alloh, maka berdo'alah kepada-Nya dengan Jihad Do'a. Tentu Alloh akan menjawab do'amu walaupun engkau orang yang berdosa.”
“Apa yang dimaksud jihad do'a?” sela orang itu.
“Apabila engkau melakukan yang fardhu maka agungkanlah Alloh dan limpahkanlah Dia atas segala apa yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah shalawat kepada Nabi saw. dan bersungguh-sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yang memberi petunjuk. Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah nikmat Alloh yang telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah engkau peroleh. Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yang tak kau ingat. Bertobatlah kepada Alloh dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tidak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.
Kemudian bacalah, ’Ya Alloh, aku memnita maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan tobat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan bimbinglah aku untuk melakukan apa yang Engkau wajibkan kepadaku segala hal yang engkau ridhai. Karena aku tidak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu, kecuali dengan kenikmatan yang Engkau berikan. Setelah itu, ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Alloh tidak akan menyiakan doamu,’ papar Ja’far Ash Shadiq. Í
“Bagaimana dua bunyi ayat itu?” tanya Ja’far Ash Shadiq.
“Yang pertama berbunyi ’Ud’ûni astajib lakum” (Berdo'alah kepada-Ku niscaya akan Aku perkenankan bagimu), (QS Al Mu’min [40]: 60). Lalu aku berdo'a dan aku tidak melihat do'aku diijabah,” ujarnya.
“Apakah engkau berpikir bahwa Alloh akan melanggar janji-Nya?” tanya Imam Ja’far.
“Tidak,” jawab orang itu.
“Lalu ayat yang kedua apa?” tanya Imam Ja’far lagi.
“Ayat yang kedua berbunyi: ’Wamâ anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhû, wahuwa khairun râziqin’ (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Alloh akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya), (QS Saba [34]: 39). Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya,” ujarnya.
“Apakah kamu berpikir Alloh melanggar janji-Nya?” tanya ulama besar ini.
“Tidak,” jawabnya.
“Lalu mengapa?” tanya Imam Ja’far.
“Aku tidak tahu,” jawabnya.
Ja’far Ash Shadiq kemudian menjelaskan, “Akan kukabarkan kepadamu, Insya Alloh seandainya engkau menaati Alloh atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian engkau berdo'a kepada-Nya, maka Alloh akan mengijabah do'amu. Adapun engkau berinfak tidak melihat hasilnya, kalau engkau mencari harta yang halal, kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak satu dirham pun, niscaya Alloh menggantinya dengan yang lebih banyak. Kalau engkau berdo'a kepada Alloh, maka berdo'alah kepada-Nya dengan Jihad Do'a. Tentu Alloh akan menjawab do'amu walaupun engkau orang yang berdosa.”
“Apa yang dimaksud jihad do'a?” sela orang itu.
“Apabila engkau melakukan yang fardhu maka agungkanlah Alloh dan limpahkanlah Dia atas segala apa yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah shalawat kepada Nabi saw. dan bersungguh-sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yang memberi petunjuk. Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah nikmat Alloh yang telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah engkau peroleh. Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yang tak kau ingat. Bertobatlah kepada Alloh dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tidak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.
Kemudian bacalah, ’Ya Alloh, aku memnita maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan tobat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan bimbinglah aku untuk melakukan apa yang Engkau wajibkan kepadaku segala hal yang engkau ridhai. Karena aku tidak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu, kecuali dengan kenikmatan yang Engkau berikan. Setelah itu, ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Alloh tidak akan menyiakan doamu,’ papar Ja’far Ash Shadiq. Í
“Sesungguhnya, Alloh Azza wa Jalla tidak mengabulkan doa
yang berasal dari hati yang lalai. Maka, jika engkau berdo'a, hadapkanlah seluruh hatimu, kemudian
yakinkanlah bahwa do'amu akan diterima”
— Ja’far Ash Shadiq —
Source:http://syaamilquran.com/jihad-doa.html#.T1RokVO-kCw.twitter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar